Saturday, February 17, 2007

Semua Bid'ah Tertolak

عن أم المؤمنين أم عبدالله عائشة رضي الله عنها قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم " من أحدث في أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد " رواه البخاري ومسلم , وفي رواية لمسلم " من عمل عملا ليس عليه أمرنا فهو رد

Dari Ummul mukminin, Ummu 'Abdillah, ‘Aisyah radhiallahu 'anha, ia berkata bahwa Rasulullah bersabda: “Barangsiapa yang mengada-adakan sesuatu dalam urusan agama kami ini yang bukan dari kami, maka dia tertolak".
(Bukhari dan Muslim. Dalam riwayat Muslim : “Barangsiapa melakukan suatu amal yang tidak sesuai urusan kami, maka dia tertolak”)

[Bukhari no. 2697, Muslim no. 1718]

MERETAS JATI DIRI UMAT

Ketika gemuruh syirik, bid’ah dan khurafat mulai ditabuh, ketika pekikkan ghozwul fikri memecah keheningan islam, ketika derap langkah kebodohan agama melanda umat, islam kembali kedalam ayunan keasingan. Islam hanya menjadi omongan orang-orang mesjid, islam hanya milik anak-anak pengajian, islam hanyalah kedok bagi si culas-culas yang bertujuan “x” itu.

Di tengah awan gelap yang melanda umat ini, terdengar naungan singa yang setengah terbangun, dengan terbata mengejakan kata dakwah, dakwah seakan angin segar yang berhembus di gumpalan asap, dakwah seakan wewangian segar ditengah gundukan sampah, dakwah menjadi salah satu senjata mematikan untuk membunuh kebodohan umat, dakwah menjadi benteng kokoh meredam hentakkan ghozwul fikri, dakwah menjadi obat mujarab menetralisir racun-racun bid’ah, syirik dan khurafat. Dakwah adalah gerbang terbuka menuju kebangkitan islam.

Luasnya samudera ilmu agama, di mana sebuah bahtera berlayar untuk mengambil setetes airnya guna dituangkan pada tanah yang kering, laksana da’i-dai yang menyerukan ketinggian islam demi kesejukan umat yang kini sedang haus dahaga. Batu karang yang terjal, gulungan badai yang menghembas, topan yang menjadi selimut, ikan-ikan ganas yang siap melahap bagai duri-duri dan kerikil tajam yang dilewati para da’i. Tak heran banyak yang tergores, banyak yang menyerah dan kembali pulang, serta tidak sedikit yang terbunuh demi tegaknya Al-Haq.

Oleh karena itu, dibutuhkan secangkir kesungguhan dan seteguk keikhlasan untuk meniti di jalanNya. Dengan totalitas dakwah sebagai buku petunjuk dan tarbiyah sebagai bekal untuk menempuh perjalanan yang menegangkan ini. Rintikkan hujan dakwah yang kita tuangkan adalah tetesan-tetesan embun tarbiyah di lapangan tanah yang tandus, yang meresap ke dalam tanah dan menjadi mata air untuk diedarkan kembali menjadi suatu siklus yang rumit dalam mengembalikan kejayaan islam. Bukankah badai pasti berlalu, lalu muncullah sang pelangi yang beraneka warna yang menyejukkan mata yang memandangnya.

Kini dimana di cari pemuda kahfi, terasing demi kebenaran hakiki, dimana lagi jiwa pasukan badar berani, yang menorehkan namaMu yang perkasa abadi. Padahal jika kita cermati, masih luas samudera dakwah yang tentunya semua orang mampu menjamahnya, di mana di sana terletak milyaran bintang yang berkilauan yang merupakan hasil gemilang yang membawa manfaat bagi umat manusia, yang merupakan tempat berteduh bagi actor-aktor handal yang mendonorkan secuil dari ketidakberhinggaan pemikiran dan hati mereka. Lantas kita sebagai makhluk yang disebut “muslim”, ingin ikut berpartisipasi atau duduk di bangku penonton atau menjadi si munafik yang bertamengkan “islam”. Tergantung kita mengambil kursi yang terdepan dalam kemajuan atau duduk di luar teater karena kehabisan karcis dan hanya berpangku tangan melihat kawan-kawan kita yang duduk di singgasana keberhasilan, sedangkan kita masih merangkak mengharap tumpangan.

Terkadang dakwah yang diusung sedikit tidaknya, belum mampu untuk merengkuh hati setiap insane, berlelah dalam pergerakan, bersusah payah dalam tarbiyah, namun suatu titik penting yang dikejar, semakin berlari menjauh dari harapan. Tumpukkan rim strategi dakwah pun telah dimobilisasikan, tidak syak lagi, caranya yang salah ataukah objek dakwah itu sendiri yang bermasalah. Setidaknya sekali lagi kesabaran dan keteguhan ini kembali diketuk.

Kalaulah sudah ribuan hari, atau bahkan jutaan jam yang terlewatkan dari setiap pergerakan dakwah yang hanya sekedar menjadi momok untuk senantiasa kita gulirkan, maka teramat jauh sekali langkah ini dari perjumpaan dengan kejayaan islam ketika metode dan langkah yang digulirkan tidak mengokohkan eksistensi dari pergerakan dakwah itu sendiri. Tidak sedikit para penyeru dakwah yang berkomat-kamit menyampaikan islam, namun ia sendiri jauh dari pengaktualisasian, tidak sedikit para penyeru dakwah yang salah dalam strategi dan langkah cerdas dalam penyampaian islam kepada umat, tidak sedikit ruh yang dibawa para juru dakwah tidak terpancar dari dalam jati dirinya, sehingga pergerakan dakwah yang diusung belum mampu untuk meretas kebangkitan umat menuju kejayaan islam.

Kokoh, tegak dan berjayanya islam dimuka bumi merupakan cita tertinggi para juru dakwah yang rela dan siap mengorbankan diri, jiwa harta dan segenap yang ia kasihi untuk diberikan dalam perjuangan ini. Jiwa pasukan badar yang dengan kapasitas logika yang kalah banding dengan pasukan kafir, namun mampu menhentakkan sejarah dan dengan langkah awal itulah kemenangan-kemenangan selanjutnya dapat digulirkan. Kita sangat merindukan bendera islam berkibar gagah disegenap inci tanah yang dilalui angin di muka bumi ini. Kita merindukan syariat islam menjadi bahasan utama dalam setiap hukum yang ditegakkan di setiap jengkal negara. Kita merindukan setiap permasalahan dunia menjadikan islam sebagai solusi terbaik. Dan ribuan rindu lain yang bukan sekedar retorika atau sempalan kaum murahan yang hanya mengharap tanpa ada upaya. Ya usaha, amal yang menuntut pergerakan dan perubahan.

Rencana dan strategi tiada akan terwujud jika tidak di mulai, harapan tiada akan tercapai jika masih terkukung dengan perbedaan-perbedaan yang menimbulkan perpecahan, kita tiada akan pernah terbangun jika masih terbuai oleh mimpi-mimpi takhayul, khurafat dan syirik yang menjadi penyakit umat ini. Taring islam tiada akan nampak jika eksistensi dakwah yang diterapkan tiada membawa perbaikan bagi umat ini. Kegagahan dan keindahan islam tiada akan pernah terasa jika ruh islam yang disampaikan tiada terlihat dari pengusungnya atau umatnya sendiri.

Ar-ra'd (13) : 31

Dan sekiranya ada suatu bacaan (kitab suci) yang dengan bacaan itu gunung-gunung dapat digoncangkan atau bumi jadi terbelah atau oleh karenanya orang-orang yang sudah mati dapat berbicara, (tentulah Al Quran itulah dia). Sebenarnya segala urusan itu adalah kepunyaan Allah. Maka tidakkah orang-orang yang beriman itu mengetahui bahwa seandainya Allah menghendaki (semua manusia beriman), tentu Allah memberi petunjuk kepada manusia semuanya. Dan orang-orang yang kafir senantiasa ditimpa bencana disebabkan perbuatan mereka sendiri atau bencana itu terjadi dekat tempat kediaman mereka, sehingga datanglah janji Allah. Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji.

tentram

(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.
(Ar-Ra'd:28)

Powered By Blogger

Cahaya Islam

Dakwah takkan terhenti ada atau tanpa adanya kita. Bukan dakwah yang membutuhkan kita, tapi sungguh kitalah yang membutuhkan dakwah ini. Sesungguhnya Allah takkan segan untuk menggantikan umat yang mencintai Allah dan Allah mencintai mereka, berlemah lembut terhadap orang mukmin dan bersikap keras terhadap orang kafir, serta tiada gentar sekalipun dengan celaan orang yang suka mencela, yang berperang dijalan Allah, Ia membunuh atau terbunuh.

Suka dan duka dalam meretas jalan dakwah ini takkan pernah menyurutkan derap langkah kita, karena kepuasan takkan didapatlkan hingga karya dituntaskan, dan tiada kenikmatan yang terukir dengan kelelahan selagi menunaikan amanah-amanah kehidupan. Suka akan menjadi sebuah bingkisan kecil yang Allah berikan dan duka akan menjadi suka ketika bersumber dari mata air keikhlasan, karena duka hanyalah goresan-goresan kecil yang mewarnai jalan ini, tanpa warna ini, kita tiada akan pernah ditempa menjadi senjata yang lebih tajam.

Generasi Rabbani laksana ruh baru yang mengalir dalam tubuh umat, mengisi relung kehidupan ini dengan cahaya keindahan islam, menghentakkan segala bentuk kekafiran, mengubur jauh nafsu dan maksiat dan mewarnai dinding kehidupan ini dengan akhlak dan nilai-nilai kebaikan sebagaimana yang telah ditorehkan oleh generasi dambaan umat yakni para sahabat Ra. Akankah mereka terlahir kembali. Akankah singa-singa di siang hari dan bagai rahib di malam hari itu terbangun kembali. Generasi yang merindukan syurga dan tidak terpaut hatinya pada kemilau dunia. Generasi yang menggetarkan hati-hati musuh islam. Generasi yang tidak pernah mati nama mereka dan akan senantiasa harum sepanjang masa.

pesona penciptaan

pesona penciptaan
Allah is Great

Calon Orang Sukses

Hermansyah 18 Mei 1985 Mahasiswa Teknik Elektro Unila Calon Presiden RI Berpikir Besar Bervisi Besar Bernyali Besar Berhati Besar Bervisi Besar Kebesaran Untuk Membangun Umat Allahu Akbaar 3x